Exchanged Promise|♯8. Epilog
終章
***
Hasebe merapatkan jersey-nya sementara Shokudaikiri selesai meletakan semua menu sarapan di atas nampan. Kini gilirannya bertugas mengantarkan makanan tersebut menuju kamar sang tuan.
Pemuda itu kembali semalam. Ketika semua orang tengah lelap tertidur. Dan dia belum sempat memberi salam pada tuannya itu hingga pagi ini. Toh sekarang pun pasti dia belum bangun.
"Dia terlalu antusias membaca suratmu beberapa hari lalu," kata Shokudaikiri. "Bahkan kata Gokotai yang sering menemaninya, dia sudah membacanya lebih dari tiga kali."
Hasebe berdehem menyembunyikan rasa malunya. Lalu ia memilih segera menyingkir, membawa nampan sarapan menuju lantai dua, di mana kamar tuan mereka berada.
Fusuma ruangan itu biasa tidak terkunci. Siapapun bisa masuk ke sana dengan ijin gadis tuan mereka itu.
Dan di pagi yang damai ini, Hasebe tidak perlu berteriak untuk membangunkan tuannya karena ia tahu bahwa gadis itu masih tertidur. Dia menggeser fusuma dan membawa nampan itu ke dalam, meletakannya di meja kecil yang terletak beberapa meter di samping futon sang tuan.
Yua, gadis tuannya itu masih meringkal nyaman dalam selimutnya. Wajahnya nampak damai dibuai mimpi. Membuat Hasebe tak kuasa untuk menahan tangannya, membelai anak-anak rambut yang menutup sebagian wajahnya.
Gadis itu menggeliang. Mengumpulkan kesadarannya yang masih tercecer di alam mimpi.
"Waktunya sarapan, Aruji." Hasebe tersenyum saat gadis itu bangkit dengan mata masih setengah tertutup.
Mendengar suara familier yang sudah cukup lama tak ia dengar di citadel membuat Yua memaksa matanya membulat.
"Cepat bangun! Kau tidak sedang bermimpi ataupun melihat hantu." Hasebe berniat mundur untuk kembali ke bawah. Tapi gadis tuannya menarik lengan jersey-nya cepat. Membuat Hasebe yang tidak siap terkejut ketika mengetahui gadis itu melemparnya ke atas futon.
"A-aruji?!" Hasebe membelalak begitu gadis itu memeluk dan mendominasinya, di tempat tidur gadis itu sendiri.
"Okaeri, Hasebe-kun!" Bisiknya lemah.
Hasebe mengernyit mendengar bagaimana gadis itu memanggilnya. Sama seperti saat mereka bersama di masa itu.
"Aruji, jadi selama ini kau ..."
"Aku menepati janjiku untuk menunggumu hingga kau kembali berada di sisiku."
Hasebe bergeming sejenak, sebelum tangannya balas merangkul punggung tuannya.
"Kalau begitu aku juga harus menepati janjiku, untuk selamanya berada di sisimu."
Tuannya melonggarkan pelukan agar ia bisa melihat paras pemuda yang lama ia rindukan itu. Netranya terfokus pada wajah si pemuda yang kini mengulum senyum ke arahnya.
Gadis itu tak lagi tahan untuk tidak merenggut senyum itu menjadi miliknya. Mengecupnya pelan hingga si pemuda membalasnya menjadi sebuah ciuman dimana mereka melebur kerinduan yang mengisi rongga dada mereka hingga saat ini.
終わり
Comments
Post a Comment