Tsurumaru Kuninaga - White
Tsurumaru Kuninaga X Pampered!You
Picture: ufotable
***
Langit tak begitu mendung ketika jarimu merasakan bulir putih selembut kapas itu mendarat di atas punggung tanganmu.
Dingin.
Dulu, kau bahkan tak pernah berpikir bahwa benda itu akan membuatmu menggigil dan merasa ngilu hanya dengan menyentuhnya.
Betapa ironisnya dunia. Kenyataan yang terlihat kadang hanyalah ilusi semata. Semacam fatamorgana yang menipu panca indera.
Begitu pun salju ini.
Putih. Bersih. Akan terlihat nyaman untuk tidur berguling di atasnya kalau kau tak menggunakan inderamu yang lain untuk merasakannya.
Namun, itu tak lantas membuatmu membenci musim dingin. Musim dimana salju datang mengguyur halaman belakang tanpa menyisakan sedikit ruang.
"Dingin bukan?"
Kau tersadar bahwa kau cukup lama berdiri di bawah pohon dengan ranting yang penuh oleh tumpukan salju di atasnya dan tanganmu sedang berusaha menyentuh batangnya, saat jemari-jemari panjang itu menumpuk di atas milikmu.
Kau menoleh.
Pemuda putih dengan netra emas itu berdiri di belakangmu dengan senyum nakalnya yang khas. Wajah albinonya nampak serasi dengan putihnya sekitar, membuatmu terhenyak beberapa waktu untuk mengagumi betapa tampannya dia.
"Kau bisa masuk angin kalau terus berada di sini." Katanya. Kini tangannya menggenggam tanganmu yang mulai memutih oleh dinginnya udara, dan kau bahkan terlambat menyadarinya. "Lihat tanganmu ini!" Dia menambahkan sambil mengangkat sebelah tanganmu yang sudah ia genggam, memperhatikannya.
"Tsurumaru, tanganmu hangat ya. Berbeda dengan parasmu yang terlihat seperti salju."
"Hanya tanganku saja?" Dia kembali tersenyum jahil, lalu merentangkan kedua tangannya. "Aku rasa tubuhku cukup hangat juga."
Kau terkekeh pelan. Bersamaan dengan angin kecil yang meniup jumlah kecil bulir dari langit hingga mengenai wajahmu yang mulai beku.
"Hey, kau mau memelukku?" Tanyamu.
"Apakah itu perintah?"
"Bukan. Ini permintaan."
Pemuda di hadapanmu itu tersenyum sebelum bergerak, mengusap pipimu lembut dengan tangannya yang hangat.
"Datanglah!" Ucapnya kemudian seraya membuka kedua lengannya lagi. Memintamu datang untuk sebuah pelukan.
Kau melawan nyeri pada kakimu dengan bergerak beberapa langkah ke arahnya, lalu sedikit melompat untuk meraih leher serta melingkarkan kedua lenganmu padanya. Dia menangkapmu, dengan tawa menyusul beberapa detik berikutnya.
Hangat.
Kau juga tidak pernah berpikir bahwa Tsurumaru Kuninaga bisa sehangat ini, memelukmu.
***
Comments
Post a Comment