Yamanbagiri Kunihiro - Fever

Yamanbagiri Kunihiro X Falling ill!You 



Image: Douga Koubou


***


Kau duduk di atas futon dengan raut bosan.


Bagaimana tidak?


Kau biasa keluar, bermain maupun bercakap dengan banyak penghuni tempat ini meskipun pekerjaanmu sebagai tuan mereka pun tak cukup luang. Namun, beberapa hari ini kau justru terkurung di kamar yang cukup luas untuk kau tempati sendiri ini, tanpa ada siapapun di sisimu.


Kau tengah sakit. Mana mungkin mereka datang sepagi ini untuk mengganggumu. Meskipun kau justru akan senang dan tak merasa terganggu. 


Tapi manusia itu aneh. Kadang mereka terlalu berhati-hati untuk sesuatu yang tidak perlu.


Benar, meskipun wujud asli mereka hanyalah bilah pedang. Mereka lebih nampak manusiawi semenjak kau memanifestasi dan memanggil mereka ke tempat ini. 


Di luar nampak sudah terang. Suara burung gereja terdengar, memecah pagimu yang sunyi. Kau terbatuk kecil, kemudian mulai mencoba beranjak untuk membuka pintu geser berlapis washi dengan motif bunga sakura yang memberi sekat antara kamarmu dan beranda.


Hasebe mengganti kertas itu untukmu beberapa hari yang lalu.


"Karena musim semi telah datang," begitu katanya ceria. Sayangnya kecerian musim semi sedikit berkurang karena kau justru jatuh sakit. 


Udara pagi menyeruak masuk, mengisi kamarmu yang terasa lembab. Kau melihat sekeliling sembari menghirup aroma khas musim semi, bau rerumputan yang mulai subur. 


Di halaman bawah sana tak terlihat banyak orang. Mungkin mereka sibuk bersiap dalam citadel setelah beberapa hari lalu mendengar berita tentang jadwal mekarnya bunga sakura. Pohon sakura di citadel juga sudah mulai bersemi, memberi gradasi sempurna bersama lazuardi, dan hijaunya padang rumput jauh di seberang sana. Kau terhenyak, menyaksikan keindahan yang ingin sekali kau bingkai menjadi sebuah lukisan.


"Aruji…."


Kemudian, kau menoleh saat suara familiar tiba-tiba memanggilmu dari jarak yang tidak terlalu jauh.


Kau bisa melihat, seorang pemuda dengan jersey merah khas keluarga Kunihiro tengah duduk di atas dahan sakura yang cukup kokoh.


"Yamanbagiri, sedang apa kau di sana?" Tanyamu.


Pemuda Kunihiro itu sedikit menarik turun tudung yang ia kenakan. "Aku berpikir untuk ber-hanami. Sambil memastikan kalau kau beristirahat dengan baik."


Kau tertawa. Bagaimana dia bisa memastikan keadaanmu hanya dengan duduk terdiam di sana.


"Kau sudah baikan?" Lalu dia bertanya.


Kau mengangguk sambil menjawab, "ーsepertinya."


Yamanbagiri berdiri lalu dia berjalan menyusuri dahan untuk lebih dekat dengan tempat di mana kau berada. Lalu dalam waktu sepersekian detik dia melompat hingga kau terkejut saat tiba-tiba ia mendarat di depanmu.


"Biar aku pastikan!" Ucapanya lagi, lalu menarikmu mendekat.


Butuh beberapa waktu sampai kau akhirnya sadar bahwa pemuda itu tengah menempelkan keningnya pada milikmu. Mencoba merasakan suhu tubuhmu yang sempat meninggi beberapa hari lalu.


"Ya-yamanbagiri?"


"Diamlah, aku sedang berpikir apakah kau memang sudah sembuh."


Pemuda Kunihiro itu memejamkan matanya, begitu pun kau. Kau turut merasakan rasa hangat pada keningnya, yang membuatmu benar-benar yakin kalau musim semi telah tiba.


"Sejak kapan kau jadi agresif seperti ini?" Kau berusaha menggodanya.


"Aku hanya memastikan."


"Benarkah?"


"Kau ingin protes?"


"Tidak."


Kau menjawab sembari melingkarkan kedua lenganmu pada pinggangnya. Meminta sedikit lagi kehangatan yang bisa membuatmu tenang.


"Oi," kali ini dia yang mencoba untuk protes, dengan semburat merah tampak pada kedua belah pipinya. 


Akan tetapi, ia tak mencoba menghalau pelukanmu.


***



Comments