Kashuu Kiyomitsu - Nails


Kashuu Kiyomitsu


(Nails)


***

Derap langkah memburu terdengar dari tangga di luar kamarmu. Kau baru saja menyelesaikan laporan yang kau tulis di perkamen, dan tengah menggulungnya ketika sosok yang kau kenal dengan sangat familiar tiba-tiba menyeruak, menggeser fusuma berhias lukisan phoenix emas itu.


"Aruji!" Dia memanggilmu terburu. Lalu duduk bersimpuh di hadapanmu sambil meletakan kotak di sampingnya. Kotak yang ketahui merupakan harta karunnya. "Perlihatkan kukumu!"


Si merah, Kashuu Kiyomitsu memaksamu menjajarkan kedua punggung tanganmu di hadapannya.


"Apa kubilang! Kukumu jelek sekali!" Selorohnya sambil memeriksa kuku yang menempel pada jemari-jemarimu. "Bukankah aku sudah memberitahumu berkali-kali, kalau bahan kimia pada tinta bisa membuat kukumu rusak. Kenapa kau tidak menulis pakai spidol saja sih? Kau kan tidak ahli dalam shuuji maupun shodo."


Jangankan di tingkat shodo, kau bahkan menggurat kanji tidak secara berurutan hingga bentuknya terlihat aneh, dan Kasen Kanesada sering memarahimu karenanya.


"Apa boleh buat 'kan? Kau tahu bahasa Jepang bukanlah bahasa ibuku," kilahmu sambil memutar memori ketika kau kesulitan saat pertama kali berkomunikasi dengan pedang-pedangmu. "Dan pemerintah bisa memecatku jika mereka menemukanku menulis laporan menggunakan spidol."


Kiyomitsu menghela napas, lalu membuka kotak harta karunnya setelah itu.


Kotak yang kau berikan beberapa waktu setelah ia termanifestasi. Berisi sekumpulan botol cantik yang tertata rapi, lengkap dengan segala pernak-perniknya.


"Kemarikan tanganmu!" Perintahnya, cerewet. Sementara tangannya mengeluarkan beberapa botol kutek beserta base coat juga top coat-nya, serta beberapa manik-manik berkilau dari dalam kotaknya.


"Kau mau menghias kukuku?" Tanyamu. "Ah, aku pasti suka. Tapi sayang sekali kalau hanya bisa bertahan beberapa hari saja karena pekerjaanku pasti akan membuatnya cepat mengelupas. Jadi, lebih baik tidak usah. Terima kasih, Kiyomitsu."


"Tidak! Aku tidak peduli. Aku hanya ingin melihatmu terlihat lebih cantik walaupun hanya sedetik saja!" Si merah persisten dengan keinginannya, dia menarik tanganmu dan meletakannya di atas meja kotatsu.


Kau memperhatikan keuletannya dalam menghias kukumu. Dimulai dari mengoles beberapa lapis cairan, hingga menempelkan beberapa ornamen berkilau yang membuatmu setingkat lebih feminim dibanding biasanya. 


Kau tidak terlalu sering bersolek, tapi kau selalu suka keindahan. Dan kini keindahan itu ada pada dirimu.


Kau mengangkat tanganmu, memperhatikannya selama beberapa puluh detik. Takjub.


"Cantik 'kan?" Bangga si merah sambil menyimpan alat-alatnya kembali. "Maa, tapi aku jelas lebih manis."


Kau tersenyum saat Kiyomitsu kembali menyentuh tanganmu dengan satu botol terakhir di tangannya. "Biar kuoles top coat-nya. Dengan begitu hiasan dan warna kukumu akan bertahan lebih lama."


Lagi-lagi, kau memperhatikan betapa terampilnya pedang pertamamu itu menghias kuku. Membuatmu kembali mengingat ketidakpercayaan bahwa sebilah pedang yang hanya berupa olahan logam, termanifestasi sebagai manusia yang bisa menyentuhmu selembut dan sehangat ini.


"Kiyomitsu," panggilmu yang seketika membuat si merah mengangkat wajahnya. Memfokuskan netra merahnya kepadamu. "Terima kasih."


"Aku agak geli mendengarmu berterima kasih. Tapi, dou iitashimashite." Kiyomitsu mengulum senyum, lalu meneruskan kesibukannya menghias kukumu.


***



Comments